Oleh : Farid Hidayat
Dosen UIN Sunan Kalijaga dan Mahasiswa PDIE UII
Perbandingan zaman keemasan umat islam masa lalu kalau dibandingkan dengan zaman sekarang sangat berbeda jauh, dimana umat islam pada zaman sekarang cenderung dalam keadaan lemah (pemikirannya), hanya sebagai pengikut, pemakai atau konsumen dari suatu penemuan atau produk, khususnya dalam bidang perekonomian.
Beberapa ilmuwan muslim pada masa lampau, yang selain ahli dalam bidang agama juga ahli dalam bidang ilmu yang lain, antara lain :
Al-Kindi, seorang yang ahli agama tetapi juga ahli dibidang pengobatan, farmakologi, astrologi, matematika, optik, zoologi, meteorologi, dan gempa bumi.
Al-Biruni, seorang ahli agama tetapi juga ahli dibidang aritmetika, analisis kombinatorial, bilangan irasional, geometri.
Ibnu Sina, seorang ahli agama dan ahli kedokteran, filsafat, metafisika, etika.
Ibnu Rusyd, seorang ahli agama, yang menghasilkan karya dengan judul bidayat al-mujtahid, juga ahli dibidang kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat.
Dalam suatu perkuliahan yang diampu oleh Prof. fathul wahid (rektor UII periode 2022-2026) sangat menarik dalam berdiskusi, karena membahas tentang problematika yang dihadapi umat islam pada masa kontemporer ini. Oleh karena itu, penulis ingin membahas lebih lanjut khususnya dalam perekonomian islam.
Perkembangan perekonomian islam pada saat ini cukup signifikan, tidak hanya di Indonesia saja, namun juga dunia Internasional. Praktik keuangan Islam mendapatkan sambutan yang baik di berbagai benua dan wilayah, baik di Asia, Afrika, Australia, Eropa, Amerika dan Canada, Timur Tengah, dan lain-lain. Menurut data, aset keuangan syariah global mencapai 2.941 miliar dolar AS pada 2020, naik 7,61 persen (yoy). Rata-rata pertumbuhan sejak 2009 hingga 2020 tercatat 11,38 persen. Sementara rata-rata pertumbuhan pada 2009 hingga 2015 tercatat lebih tinggi yakni 14,84 persen. Namun rata-rata pertumbuhan 2016 hingga 2020 tercatat 6,54 persen.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama islam, pada tahun 2021 meraih peringkat pertama Islamic Finance Country Index (IFCI) pada Global Islamic Finance Report 2021. Hal ini terutama karena Indonesia memiliki sektor keuangan sosial Islam yang paling dinamis di antara seluruh negara di dunia. Pencapaian IFCI yang membanggakan tahun ini diharapkan dapat mendukung perkembangan industri keuangan syariah Indonesia untuk terus tumbuh, sebagai bagian dari rencana ekonomi global untuk mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi.
Era digital mulai hadir karena adanya revolusi yang awalnya dipicu oleh suatu generasi remaja yang lahir di tahun 80 an. Kehadiran digitalisasi ini menjadi awal mula era informasi digital atau perkembangan teknologi yang saat ini jauh lebih modern. Digital adalah suatu bentuk modernisasi ataupun pembaharuan dari penggunaan teknologi yang mana sering dihubungkan dengan hadirnya internet dan teknologi komputer. Dimana seluruh halnya bisa dilakukan dengan suatu peralatan canggih agar mampu mempermudah urusan manusia. (www.accurate.id)
Kehadiran era digitalisasi yang terjadi saat ini tidak serta-merta terjadi secara cepat dan instan, namun bermula dari proses penemuan computer hingga hingga system internet saat ini. Charles babbage (yang pertama kali mengemukakan gagasan tentang komputer yang dapat diprogram) adalah seorang kristiani, Timothy John Berners-Lee (Bapak internet) itupun beragama unitarian universalisme, namun kita sebagai seorang muslim tentunya harus mengembangkan penemuan tersebut. Kita tidak boleh terlena dengan era keemasan masa lalu, dimana banyak penemu-penemu dari orang islam yang juga seorang ahli agama. Sepakat dengan prof. Fathul Wahid dan Prof. Komarudin Hidayat (Republika, 2021) yang menyatakan bahwa umat islam harus secara proaktif mengikuti perkembangan mutakhir dalam penguasaan IPTEK. Meskipun penemu-penemu digital tersebut bukan dari kalangan muslim, namun untuk saat ini kita harus mengikuti perkembangan tersebut, karena kalau tidak mengikuti perkembangan digitalisasi, maka orang islam akan lebih tertinggal lagi. Khusus dalam perekonomian islam dan perbankan syariah perlu mengembangkan ide dalam meraih segmen pasar yang dituju, misalnya Bank Mandiri yang mendorong UMKM untuk lebih digitalized, Bank BRI dengan Pasar.id, BCA Bangga Lokal, dll., maka bank syariah pun juga perlu mengikuti perkembangan tersebut, yaitu melakukan kerjasama dengan UMKM yang didukung dengan digitalisasi.